RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia
sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab
pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang
dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan
banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah
maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat,
melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama
dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya.
Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam
rohani para siswa/mahasiswa.
Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan
di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang
studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa
diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah,
menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat sudah
semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar,
dan murid-muridnya. Guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang
yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan
dana.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor
semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di
daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut,
yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup
dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar
secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru
dan sekolah.
Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia secara umum yakni yang pertama efektifitas pendidikan di
Indonesia. Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah
praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah
satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik
dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak
mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa
pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk
sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil
pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan
pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh
masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas
pengajaran di Indonesia sangat rendah.
Yang kedua, efisiensi pengajaran di
Indonesia. Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu
tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan
jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang
baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Beberapa masalah efisiensi
pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang
digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang
menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih
baik.
Yang ketiga, standarisasi pendidikan di
Indonesia. Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka
oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka
yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetendi-kompetensi
yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah
memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar
dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya
keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur
oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula
sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan
kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan
(BSNP).
Adapula yang dikemas secara khusus seperti
rendahnya kualitas fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya
kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, kurang pemerataan
kesempatan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
mahalnya biaya pendidikan.
Solusi dari permasalahan pertama, solusi
sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan
sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem
pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem
ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik,
termasuk pendanaan pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang
menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan.
Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan
prestasi siswa.
Harapan yang dilakukan untuk pendidikan di Indonesia
Jujur dalam penilaian jika selama ini kita merasa ada ketidakadilan/ketidakjujuran penilaian yang dilakukan dosen atau guru, semoga nanti tidak ada lagi. Semoga setiap penilaian yang dilakukan memiliki dasar yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Tentunya anak didik juga memiliki semangat jujur yang sama.
Jujur dalam penilaian jika selama ini kita merasa ada ketidakadilan/ketidakjujuran penilaian yang dilakukan dosen atau guru, semoga nanti tidak ada lagi. Semoga setiap penilaian yang dilakukan memiliki dasar yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Tentunya anak didik juga memiliki semangat jujur yang sama.
Pengajar yang kreatif. Semoga setiap pengajar
semakin kreatif dalam metode pengajaran yang diberikan. Penyampaian
materi semakin menarik dan menjadikan waktu-waktu belajar menjadi
waktu-waktu paling menyenangkan bagi anak didik.
Pendidikan menjadi kebutuhan. Pendidikan
bukan lagi sebatas kewajiban yang harus dilakukan. Semoga hal ini
menjadi sebuah kebutuhan dan setiap orang selalu haus akan ilmu.
Kurikulum yang konsisten. Semoga sistem
pendidikan di negara kita menemukan bentuk optimalnya, menjadikan
kurikulum kita konsisten dan sesuai bagi setiap generasi.
Berorientasi kualitas. Semoga akhirnya
pendidikan kita mampu mengubah sudut pandangnya dan berorientasi pada
kualitas. Tidak hanya dari pengajar, tapi juga peserta didik,
masyarakat, dan lingkungan. Karena dengan mengutamakan kualitas,
kemampuan individu menjadi berkembang dan berguna untuk kemajuan bangsa
Referensi :
http://sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internet-desing/artikel-masalah-pendidikan-di-indonesia/
http://www.kampusnews.com/jaringopini-apa-harapan-untuk-pendidikan-indonesia-ke-depannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar